Kamis, 06 Juni 2013

Musisi Keroncong Bram Titaley ( BRAM ACEH)

Posted by Unknown 9:27 PM , under | No comments


Nama :
Bram Titaley
Julukan :
Aceh dan Buaya Keroncong
Lahir :
Kutaraja, Banda Aceh
4 Maret 1913
Wafat :
Jakarta, 8 Mei 2001
Profesi :
Penyanyi dan pemain sepak bola


 Adalah penyanyi tiga zaman yang mengesankan. Selama hidupnya dia dikenal penyanyi serba bisa yang mampu menyanyikan segala jenis irama musik dengan baik. Dan musik keroncong telah mempopulerkannya ‘Aceh’ ini sebagai seorang bintang dalam seni suara. Sejak 1930-an ia telah menjadi penyanyi ternama di Indonesia yang menyandang predikat ‘Buaya Keroncong’.

Ia memadukan Hawaiian dengan keroncong. Karena itulah dia bisa eksis. Dikenal sebagai penyanyi serba bisa. “Lagu-lagu etnis Ambon, Maluku, ia jagonya Bukan hanya keroncong, Hawaiian, pop Ambon ia jagonya” aku Bob Tutupoli. Kekaguman serupa diakui oleh sang cucu Harvey Malaiholo, “Kakek saya ini seorang legenda karena sampai hayatnya memegang teguh prinsip hidup beliau sebagai penyanyi, meskipun beliau melewati masa-masa sulit.”

Bagi Bram, menyanyi adalah panggilan hidup. Menyanyi menjadi bagian hidup yang paling berarti baginya. Kecintaannya pada menyanyi, terutama lagu-lagu keroncong, tidak pernah memudar. Meski kesulitan hidup kerap menderanya, menyanyi membuat dirinya bersemangat menjalani hidup. Ia adalah simbol ikhtiar kegigihan seorang penyanyi yang setia pada jenis musik pilihannya, yaitu keroncong yang terus terpinggirkan.

Selain di keroncong Bram Titaley punya tempat khusus dalam seni suara. Bram pernah membentuk kelompok musik Hawaiian Senior yang populer pada era 1980-an. Kemudian dia mempelopori berdirinya kelompok Hawaiian Anggrek Nusantara. Sebagai penyanyi ia juga aktif mengisi panggung kesenian di Pasar Seni Jaya Ancol, menyanyikan berbagai lagu mulai dari keroncong, pop hingga jazz.

Dilahirkan pada 4 Maret 1913 di Kutaraja, Banda Aceh, dengan nama Abraham Titaley dari pasangan Paulus Titaley dan Vientje. Meski ayahnya tentara, ia aktif dibagian musik ketentaraan. Bakat seni agaknya mengalir ditubuh Bram. Dan sejak kecil Bram sering mengikuti kegiatan menyanyi di gereja. Hasratnya menjadi penyanyi keroncong mendorongnya merantau ke Batavia ketika usianya menginjak 20 tahun.

Di panggung kesenian Pasar Gambir Batavia, Bram meniti karier sebagai penyanyi. Beberapa kali ia memenangkan lomba menyanyi pada pertengahan 1930-an. Irama musik yang dipilihnya adalah keroncong yang menurutnya menyentuh, romantis dan syairnya indah. Ia pun kemudian kondang sebagai penyanyi ternama di Batavia. Selain menyanyi, Bram ternyata juga dikenal sebagai pemain sepak bola dengan panggilan ‘Aceh’. Dan Bram Aceh terus-menerus ke panggung-panggung tempat ia dikenal sebagai buaya keroncong.

Suara emas Bram melambungkannya sebagai penyanyi yang mempesona. Selain masuk studio rekaman, Bram menerima undangan menyanyi dari berbagai tempat. Ia tidak pernah memilah-milah tempat pertunjukkan. Dan suaranya makin dikenal ketika dia diundang menyanyi di Istana atas permintaan Presiden Soekarno. Kemudian ia juga sering tampil di layar kaca menyanyikan lagu-lagu keroncong.

Memasuki tahun 80-an Bram bergabung dalam kelompok Hawaiian Senior pimpinan Hoegeng Imam Santosa. Setelah kelompok itu bubar, ia mempelopori berdirinya kelompok Hawaiian Anggrek Nusantra. Selain itu ia pernah membentuk band The Orchid yang aktif mengisi kesenian di Pasar Seni Jaya Ancol menyanyikan beragam lagu mulai dari keroncong, pop hingga jazz.

Bram telah meninggalkan jejak pengabdian dalam bidang seni suara. Keterlibatannya dalam musik keroncong yang makin marjinal mengukuhkannya sebagai penyanyi pejuang. Keseriusan Bram dalam menyanyi mewarnai kehidupannya dirumah. Bram melatih hampir semua anak dan cucunya untuk bisa menyanyi. Latar belakang keluarga seni telah telah menumbuhkan gairah Bram untuk mewariskan kemahirannya menyanyi dengan kondisi apapun. Ia mendidik anak-anak dan cucu-cucunya untuk belajar mengekspresikan diri dengan menyanyi dan tampil di panggung.

Ketekunan dan kedisiplinan Bram mendidik anak-anaknya membuahkan hasil. Dari keluarganya ia bisa melahirkan banyak penyanyi dan pemusik yang ikut mewarnai dunia panggung di Indonesia, salah satunya adalah Harvey Malaiholo cucu dari Bram Titaley.

Pergantian rezim tidak meminggirkan peran Bram sebagai penyanyi, Perjalanan panjang Bram dalam seni suara menempatkannya sebagai tokoh panutan. Ia pernah menerima berbagai penghargaan seni dari pemerintah. Kedekatannya dengan semua kalangan menunjukkan kepribadiannya yang riang tanpa blok. Hingga masa tuanya ia tidak pernah meninggalkan kebiasaannya menyanyi meski sekejap. Ia selalu mengisi hari-harinya dengan menyanyi.

Bram Titaley menutup lambaran hidupnya pada usia 88 tahun. Ia wafat pada 8 Mei 2001 karena usia tua di rumah sakit Tebet Jakarta Selatan dan dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta.  Bram adalah potret seorang penyanyi yang konsisten melakoni pilihan hidupnya. Kehadiran Bram telah memberi warna dalam dunia musik keroncong Indonesia. Tanpa Bram boleh jadi sulit mencari tempat belajar menyanyi dengan sepenuh hati
.

0 komentar :

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Tags

Translate

Ipaluni Atevet Bulldozer Headline Animator

Jam

Total Tayangan Halaman

Sitemap